Jumaat, 18 Oktober 2013

Berkenalan Dengan Qarin(Si Jin Pendamping/Kembar) Bahagian Dua


PENDAPAT KEDUA


2) Jin Pendamping(Qarin) boleh jadi Muslim dan boleh juga kafir
2.1 As Syekh Dr. Umar Sulaiman Al-'Asyqar
Dalam bukunya yang berjudul Alam Al Jinn wa Asy-Syayathin fi Dhaw' Al-Kitab wa AsSunnah Dr. Umar Sulaiman Al-'Asyqar mengatakan, "Terlihat dari hadis tersebut bahwa Qarin boleh masuk Islam, berdasar ucapan Rasulullah saw. yang berbunyi, 'Kemudian dia masuk Islam' (fa aslama)
Saya sertakan terjemaah kitab tersebut di dalam bahasa Inggeris
Can a devil embrace Islam?
It is apparent from the hadith, that it is possible for a devil to embrace Islam as the devil of the Prophet (peace be upon him) did so.
Some scholars, though, reject this statement and state that a devil cannot become a believer. The commentator of al-Aqeeda al-Tahaawiya is of the latter opinion. The people of this school argue that the word [mentioned in the hadith concerning the submission of the Prophet’s devil] means that the devil submitted to the laws of Islam [without any belief or faith]. Some scholars say that the correct narration of the hadith is the Prophet (peace be on him) saying, .I am safe from him..
The commentator on al-Tahaawiya is of the opinion that the narration putting the word in the nominative case is a mistake; but al-Nawawi, in his commentary to Sahih states, “They are two well-confirmed narrations”.He states that al-Khattaabi thinks that the is with the dhamma (that is, with the word in its nominative form).
From among those who say that a devil can embrace Islam is ibn Hibban. Commenting on the hadith referred to above, he stated, .In this report there is evidence that the devil of the Prophet (peace be upon him) embraced Islam and he did not incite the Prophet (peace be upon him) to do anything but good deeds. Otherwise, the Messenger of Allah (peace be on him) was safe from him even if the devil were a disbeliever.
There is some doubt concerning the opinion of the commentator on al-Aqeeda al-Tahaawiya that a devil can only be an unbeliever. If he means that the word devil is only used for the disbelievers of the jinn, then his opinion is correct. But if he means a devil can never change and convert to Islam, then his opinion is far from correct and the hadith is an evidence against him.

2.2 Penulis Terkenal Muhamad Isa Dawud
Muhammad Isa Dawud adalah salah seorang penulis yang tersohor dilahirkan pada 1957 di Ismai’iliyah, Mesir. Mendapat pendidikan di Kaherah sehingga peringkat Ijazah Sarjana di Universiti Kaherah. Beliau juga meraih gelaran Lc di bidang sastera dari fakulti Bahasa dan Pengajian Timur, Universiti Kaherah.

Muhammad Isa Dawud memulakan kariernya di surat khabar Al-Akhbar dan Akhbar Al-Yawm sebagai pengarang dan editor disamping menjalankan juga kerja-kerja dakwah. Selepas itu, beliau beralih pula suratkhabar An-Nadwah Saudi Arabia.

Nama beliau terus meningkat selepas itu sehingga dilantik pula sebagai Pengarah Umum akhbar harian di Arab Saudi, sekali gus merangkap Wakil Pimpinan Redaksi untuk kolum Pemikiran dan Kebudayaan Islam. Beliau juga mengetuai bahagian Rujukan dan Pembetulan disamping bekerja sebagai penasihat bidang maklumat khusus untuk Ketua Pusat Informasi di Makkah Al-Mukarramah. 

Muhammad Isa Dawud telah menulis ratusan makalah dan berbagai kajian dalam bidang agama, sastera, bahasa, sosial dan politik yang dimuatkan di pelbagai akhbar dan majalah Arab Saudi dan Mesir. Beliau kini adlaah anggota Persatuan Wartawan Mesir dan juga Press International Organization.

Di dalam bukunya yang terkenal “Dialog Dengan Jin Islam” beliau memberikan komentar terhadap pandangan syekh Wahid Abd Salam Bali:
Imam An-Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim mengatakan, 'Aslama boleh dibaca 'aslama' dan 'aslamu'. Orang yang membacanya 'aslamu', mereka mengatakan bahwa artinya adalah, 'Aku (Nabi saw.) selamat dari kejahatan dan fitnah yang dilancarkannya.'  Sedangkan bagi mereka yang membacanya 'aslama', maka artinya adalah bahwa pendamping Nabi tersebut masuk Islam, dan menjadi jin Mukmin dan tidak mendorong beliau kecuali untuk melakukan yang baik-baik.
Para ulama' berbeda pendapat tentang mana yang lebih kuat di antara kedua pendapat tersebut. Al-Khithabi mengatakan bahwa yang lebih kuat adalah aslamu. Sedangkan Al-Qadhi'Iyadh lebih mengunggulkan aslama. Sebab, dalam hadis tersebut terdapat ucapan Rasulullah saw. yang berbunyi, "dan dia tidak mendorongku (menyuruhku) kecuali yang baik-baik." Akan tetapi para ulama berbeda pendapat pula tentang masuk Islamnya jin-pendamping Nabi saw. ini. Ada yang mengatakan bahwa, aslama artinya berserah diri dan tunduk. Pengertian seperti ini kita temukan dalam kitab-kitab selain Shahih Muslim. Ada pula yang mengatakan, artinya adalah bahwa jin-pendamping itu masuk Islam dan menjadi Mukmin. Pengertian ini merupakan pengertian yang diperoleh dari makna lahiriah hadis fersebut. Al-Qadhi 'Iyadh mengatakan, "Hendaklah diketahui bahwa umat Islam sepakat tentang terpeliharaan Nabi saw ,dari gangguan syaitan, baik jasmani maupun Qalbu dan ucapan beliau. Di dalam hadis tersebut terdapat isyarat tentang menghindarkan diri dari fitnah yang dilakukan oleh jin-pendamping. Nabi saw memberitahu kita bahwa dia selalu bersama kita, dan kita harus selalu melepaskan diri semaksima  yang boleh kita lakukan dari gangguannya. Lihat Shahih Muslim bi Syarh An-Nawawiy, jilid VI, hlm. 157-158.

Dengan seluruh rasa hormat saya terhadap pendapat Syaikh Wahid Abd As-Salam di atas, maka saya lihat beliau mengacaukan beberapa hal satu sama lain. Pendapat Dr. Al 'Asyqar adalah benar, dan makna lahiriah hadis terdahulu tidak mengandung pengkhususan. Sementara itu, syaitan yang lari dari Umar, bukanlah jin-pendampingnya, sebagaimana anggapan Syaikh Wahid Abd As-Salam. Tetapi syaitan pada umumnya, berdasar hadis yang diriwayatkan Al-Bukhari yang di situ Rasulullah saw. berkata kepada Umar, "Wahai Ibn Al- Khaththab, demi Dzat Yang diriku berada dalam kekuasaan-Nya, setiap syaitan menemukan engkau berjalan, pasti dia mengambil jalan lain yang bukan jalanmu (menyingkir)." Sementara itu, hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnad-nya berbunyi sebagai berikut: "Sesungguhnya syaitan menjauh darimu, wahai Umar." Sedangkan hadis At-Tirmidzi berbunyi, "Sesungguhnya aku melihat para syaitan yang berbentuk jin dan manusia melarikan diri dari Umar." Islamnya jin-pendamping tidaklah berarti ternafikannya ujian dan cobaan. Sebab, syaitan yang berada di sekeliling manusia begitu banyak jumlahnya, sehingga tidak mungkin boleh dibayangkan oleh manusia. Lari dan menyingkirnya syaitan dari hadapan Umar, adalah sesuatu yang boleh saja terjadi pada orang Muslim lainnya. Dalam sebuah hadis disebutkan, "Seorang Mukmin mengendalikan syaitan (pendamping)- nya sebagaimana salah seorang di antara kalian mengendalikan untanya dalam perjalanan."
Saya betul-betul pernah meminta kepada Jin-Muslim sahabat saya untuk berbicara dan berkenalan dengan jin-pendamping saya. Ternyata jin-pendamping saya, al-hamdu lillah, berada di sebelah kanan saya. Dia jin Muslim bernama Abd Al-Hadi.
Sekali waktu datang menemui saya seorang sahabat wanita saya yang semula beragama Kristen, kemudian masuk Islam. Yang mengejutkan adalah bahwa jin-pendampingnya juga masuk Islam bersamanya, melalui diskusi-diskusi saya dengan sahabat wanita saya itu. Nama jin-pendampingnya adalah Izis, sedangkan sahabat wanita saya itu bernama Sahar. Izis kemudian mengganti namanya dengan Fathimah. Menurut penuturan Jin-Muslim sahabat saya, jin-pendamping itu menangis tersedu-sedu, karena rasa gembiranya kerana selamat, insya' Allah, dari api neraka. Sebagai bukti keislamannya, dia pindah dari samping kiri ke samping kanan. Kalaulah sekiranya tidak akan menjadi berpanjang, rasanya saya ingin sekali membicarakan lebih jauh masalah jin-pendamping ini. Tetapi, bukankah tidak semua yang dilihat mesti diceritakan 'Khususnya karena Rasulullah saw pernah mengatakan, "Ajaklah manusia berbicara setingkat dengan intelektual mereka."

2.3 Keterangan Dari Jin Muslim
Saya kongsikan dialog dengan Jin Islam tulisan Muhammad Isa Dawud.

Jin Pendamping (Qarin) dan Kebohongan Dunia tentang Mendatangkan Arwah

Abdullah bin Mas'ud mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda,"Tidak ada seorang pun di antara kalian yang tidak ditunjuk untuk-nyajin pendamping (Qarin)."
Para sahabat bertanya, "Termasuk Anda, ya Rasulullah?"
"Ya," jawab Nabi, "Hanya saja aku mendapat pertolongan Allah,
sehingga jin pendampingku masuk Islam, dan dia tidak pernah meng-ajakku kecuali yang balk-balk."19

Jin Pendamping (Qarin) Nabi saw. Masih Hidup

Soalan Penulis :"Ada kontroversi di kalangan sebagian ulama tentang penger-tian hadis Nabi saw. di atas. Sebagian dari mereka berpendapat bahwajin pendamping beliau itu betul-betul Muslim dan memeluk agamaIslam, dan sebagian yang lain berpendapat bahwa jin tersebut bukanMuslim, tetapi Rasulullah saw. selamat dari gangguan jin pendamping-nya itu. Artinya, dia (pendamping beliau) itu adalah jin atau setanjahat." Bagaimana pendapatmu tentang ini?"

Dengan kaget bercampur haru, sampai-sampai nyaris menangis,jin Muslim sahabat saya itu menjawab, "Perbedaan pendapat tersebut muncul belakangan. Sebab, para sahabat Nabi saw,sejak awal sudah tahu bahwa jin pendamping Nabi itu betul-betul Muslim. Bagaimana tidak, kalau dia adalah pendamping Muhammad saw. Ah, kalau kalian tahu siapa Muhammad saw. dan kedudukannya yang mulia dalam pandangan Allah, niscaya kalian semua akan mengikuti jalan yang dilaluinya, dan tidak menetapkan hukum kecuali dengan apa yang beliaubawa. jin pendamping Nabi saw. memeluk agama Islam begitu beliaumenyampaikan ajarannya."
Soalan Penulis : "Karena kebanyakan jin berusia panjang, maka apakah tidakkekanak-kanakan kalau aku bertanya kepadamu, apakah jin pendamping Nabi saw. itu masih hidup?"
Jawapan Jin Muslim:"Ya, masih hidup. Tempat tinggal beliau di Baqi. Beliau mempunyai majlis pengajaran yang didatangi oleh jin-jin Muslim. Beliau mengajarkan tafsir dan menjelaskan hadis-hadis Nabi saw. jin-jin Muslim, kalau tidak seluruhnya pergi ke sana untuk belajar, niscaya engkau akan sujud kepada Allah jika bisa melihat betapa hebatnya majelis tersebut."
Soalan Penulis: "Apakah juga tidak kekanak-kanakan kalau aku bertanya ke-padamu tentang nama jin pendamping Nabi saw. itu?"
Jawapan Jin Muslim: "Nama beliau Habib Al-Huda."
Penulis: "Tolong sampaikan salamku kepada beliau. Katakan kepada beliau bahwa hamba Allah yang bernama anu sangat mencintai beliau dalam agama Allah."
Jin Muslim : "Semoga Allah menjadikan engkau cinta kepada orang yang engkau cintai karena agama-Nya." 

Keajaiban Jin-Pendamping (Qarin) Manusia

Soalan Penulis:"Apakah jin pendamping seorang Muslim pasti Muslim?"

Jawapan Jin Muslim:"Tidak, tidak mesti demikian,"Jawabnya, "Kadang-kadang jin-pendamping seorang Muslim itu kafir. Ada pula yang ateis, penyembah berhala, komunis, Yahudi, atau Kristen. Artinya, boleh saja jin-pendamping tersebut memeluk agama lain, atau bahkan tidak beragama. Jin-pendamping yang non-Muslim ini bertengger di bahu sebelah kiri. Dia adalah pendukung kejahatan. Orang Muslim yang seperti itu, berbahaya bagi si Jin. Sebab, kalau dia tergolong orang yang bertakwa, maka dia boleh menaklukkan jin tersebut dan mengajaknya masuk Islam."

Soalan Penulis: "Apakah orang Kristen dan orang-orang beragama lainnya juga mempunyai jin-pendamping (Qarin)?"

Jawapan Jin Muslim:"Setiap anak Adam mempunyai jin-pendamping yang membuat hal-hal buruk menjadi terlihat menawan. Kalau orang tersebut mendapat petunjuk, lalu masuk Islam dan berlaku baik dalam keislamannya, maka jin-pendampingnya pun, kemungkinan besar, akan masuk Islam pula. Tetapi kalau orangnya sesat dan terus berkubang dalam kejahatan, maka jin-pendampingnya itu terus pula dalam kesesatan."

Soalan Penulis: "Kalau begitu, jin-pendamping tersebut berpengaruh dan di-pengaruhi oleh manusia?"

Jawapan Jin Muslim: "Ya, ya, pasti begitu. Tetapi pengaruh manusia terhadapnya jauh lebih besar ketimbang pengaruh jin terhadap manusia." Coba perhatikan firman Allah berikut ini:

Dan pendampingnya (Qarin) berkata, "Inilah yang tersedia di sisiku. Allah berfirman, "Lemparkanlah olehmu berdua ke dalam neraka semua orang yang sangat ingkar dan keras kepala, yang menyembah sesembahan lain beserta Allah. Lemparkanlah dia ke dalam siksaan yang sangat pedih. "
Pendampingnya itu berkata pula, "Ya Tuhan kami, aku tidak menyesat-kannya, tetapi dia sendirilah yang berada dalam kesesatan yang jauh. "
Allah berfirman, 'Janganlah kamu bertengkar di hadapan-Ku, karenasesungguhnya dulu Aku telah memberikan ancaman kepadamu. Keputusan disisi-Ku tidak bisa diubah, dan Aku sekali-kali tidak menganiaya hamba-hamba-Ku. Dan (ingatlah) akan hari (yang pada saat itu) Kami bertanya kepadaJahannam, 'Apakah sudah penuh?"jahannam menjawab, "Masih adakahtambahan lagi?"
Dan didekatkanlah surga itu kepada orang-orang yang bertakwa padatempat yang tiada jauh (dari mereka) " (QS. Qaf: 23-31).

Sesudah membacakan ayat tersebut, dia melanjutkan, "Akan ku-sampaikan kepadamu beberapa fakta yang sangat penting. jin-pendamping yang Muslim amat sangat mencintaimu, dalam derajat yang tidak dapat engkau bayangkan. Dia melindungimu dari berbagai bahaya besar, dan membantumu untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah SWT Ketika engkau lupa shalat, dia mengingatkanmu, ketika engkau tertidur dan belum melaksanakan shalat, dia membangunkan-mu. Ketika ketaatanmu meningkat, maka dia tak henti-hentinya memujimu, kemudian mendoakan kebaikan bagimu. Dia tidak pernahmeninggalkanmu kecuali ketika engkau mempergauli isterimu. Begitu engkau terlihat menutup pintu kamarmu untuk tidur bersama isteri-mu, maka dia meninggalkanmu dan tidur di luar. Ketika tiba waktushalat, dia meninggalkanmu, dan dalam waktu sekejap dia sudah berada di Ka`bah. Secepat itu dia pergi, secepat itu pula dia kembali.Sedangkan jin-pendamping yang berada di samping kirimu, maka dia adalah kawan yang jahat. Dia selalu melancarkan waswas dalam dirimu,menghalangimu mengerjakan shalat, membuat dirimu berat untukmembaca Alquran, dan berusaha sekuat tenaga merintangimu untukmenjalankan kebaikan. Kalau engkau mengikuti kemauannya, makakalian berdua akan celaka. Di hari kiamat kalian akan berdebat satusama lain, tetapi tidak ada gunanya sama sekali, seperti yang di-sebutkan dalam surat Qaf terdahulu."

Soalan Penulis:"Bagus, tetapi ada pertanyaan lain lagi: Bagaimana kalau j in-pendamping yang Muslim itu menyaksikan orang Muslim yang di-dampinginya melakukan kemaksiatan?"


Jawapan Jin Muslim: "Jin-pendamping yang Muslim itu akan lemah dan sakit. Lalu,ketika orang yang didampinginya itu melakukan kemaksiatan, diamemalingkan diri dan lari sejauh-jauhnya. Sesudah orang itu selesaimelakukan kemaksiatan, jin-pendamping tersebut kembali dengan hati pilu. "

bersambung inshaAllah

1 ulasan :

  1. QARIN atau WATAK adalah milik bersama DIRI BATIN yang duduk dalam DIRI ZAHIR.
    Obat Benjolan Di Bawah Lidah

    BalasPadam