PENDAPAT KEDUA
2) Jin Pendamping(Qarin)
boleh jadi Muslim dan boleh juga kafir
2.1 As Syekh Dr. Umar
Sulaiman Al-'Asyqar
Dalam bukunya yang
berjudul Alam Al Jinn wa Asy-Syayathin fi Dhaw' Al-Kitab wa AsSunnah Dr.
Umar Sulaiman Al-'Asyqar mengatakan, "Terlihat dari hadis tersebut bahwa
Qarin boleh masuk Islam, berdasar ucapan Rasulullah saw. yang berbunyi,
'Kemudian dia masuk Islam' (fa aslama)
Saya
sertakan terjemaah kitab tersebut di dalam bahasa Inggeris
Can a devil embrace
Islam?
It is apparent from the
hadith, that it is possible for a devil to embrace Islam as the devil of the
Prophet (peace be upon him) did so.
Some scholars, though,
reject this statement and state that a devil cannot become a believer. The
commentator of al-Aqeeda al-Tahaawiya is of the latter opinion. The people of
this school argue that the word [mentioned in the hadith concerning the
submission of the Prophet’s devil] means that the devil submitted to the laws
of Islam [without any belief or faith]. Some scholars say that the correct
narration of the hadith is the Prophet (peace be on him) saying, .I am safe
from him..
The commentator on
al-Tahaawiya is of the opinion that the narration putting the word in the
nominative case is a mistake; but al-Nawawi, in his commentary to Sahih states,
“They are two well-confirmed narrations”.He states that al-Khattaabi thinks
that the is with the dhamma (that is, with the word in its nominative form).
From among those who say
that a devil can embrace Islam is ibn Hibban. Commenting on the hadith referred
to above, he stated, .In this report there is evidence that the devil of the
Prophet (peace be upon him) embraced Islam and he did not incite the Prophet
(peace be upon him) to do anything but good deeds. Otherwise, the Messenger of
Allah (peace be on him) was safe from him even if the devil were a disbeliever.
There is some doubt
concerning the opinion of the commentator on al-Aqeeda al-Tahaawiya that a
devil can only be an unbeliever. If he means that the word devil is only used
for the disbelievers of the jinn, then his opinion is correct. But if he means
a devil can never change and convert to Islam, then his opinion is far from
correct and the hadith is an evidence against him.
2.2 Penulis Terkenal
Muhamad Isa Dawud
Muhammad Isa Dawud adalah salah seorang penulis
yang tersohor dilahirkan pada 1957 di Ismai’iliyah, Mesir. Mendapat pendidikan
di Kaherah sehingga peringkat Ijazah Sarjana di Universiti Kaherah.
Beliau juga meraih gelaran Lc di bidang sastera dari fakulti Bahasa dan
Pengajian Timur, Universiti Kaherah.
Muhammad Isa Dawud memulakan kariernya di surat khabar Al-Akhbar dan Akhbar
Al-Yawm sebagai pengarang dan editor disamping menjalankan juga
kerja-kerja dakwah. Selepas itu, beliau beralih pula suratkhabar An-Nadwah Saudi
Arabia.
Nama beliau terus meningkat selepas itu sehingga dilantik pula sebagai Pengarah
Umum akhbar harian di Arab Saudi, sekali gus merangkap Wakil Pimpinan Redaksi
untuk kolum Pemikiran dan Kebudayaan Islam. Beliau juga mengetuai bahagian
Rujukan dan Pembetulan disamping bekerja sebagai penasihat bidang maklumat
khusus untuk Ketua Pusat Informasi di Makkah Al-Mukarramah.
Muhammad Isa Dawud telah menulis ratusan
makalah dan berbagai kajian dalam bidang agama, sastera, bahasa, sosial dan
politik yang dimuatkan di pelbagai akhbar dan majalah Arab Saudi dan Mesir.
Beliau kini adlaah anggota Persatuan Wartawan Mesir dan juga Press
International Organization.
Di dalam bukunya yang
terkenal “Dialog Dengan Jin Islam” beliau
memberikan komentar terhadap pandangan syekh Wahid Abd Salam Bali:
Imam An-Nawawi dalam Syarah
Shahih Muslim mengatakan, 'Aslama boleh dibaca 'aslama' dan
'aslamu'. Orang yang membacanya 'aslamu', mereka mengatakan bahwa artinya
adalah, 'Aku (Nabi saw.) selamat dari kejahatan dan fitnah yang
dilancarkannya.' Sedangkan bagi mereka
yang membacanya 'aslama', maka artinya adalah bahwa pendamping Nabi tersebut masuk
Islam, dan menjadi jin Mukmin dan tidak mendorong beliau kecuali untuk
melakukan yang baik-baik.
Para ulama' berbeda
pendapat tentang mana yang lebih kuat di antara kedua pendapat tersebut.
Al-Khithabi mengatakan bahwa yang lebih kuat adalah aslamu. Sedangkan
Al-Qadhi'Iyadh lebih mengunggulkan aslama. Sebab, dalam hadis tersebut
terdapat ucapan Rasulullah saw. yang berbunyi, "dan dia tidak mendorongku
(menyuruhku) kecuali yang baik-baik." Akan tetapi para ulama berbeda
pendapat pula tentang masuk Islamnya jin-pendamping Nabi saw. ini. Ada yang
mengatakan bahwa, aslama artinya berserah diri dan tunduk. Pengertian
seperti ini kita temukan dalam kitab-kitab selain Shahih Muslim. Ada
pula yang mengatakan, artinya adalah bahwa jin-pendamping itu masuk Islam dan
menjadi Mukmin. Pengertian ini merupakan pengertian yang diperoleh dari makna
lahiriah hadis fersebut. Al-Qadhi 'Iyadh mengatakan, "Hendaklah diketahui
bahwa umat Islam sepakat tentang terpeliharaan Nabi saw ,dari gangguan syaitan,
baik jasmani maupun Qalbu dan ucapan beliau. Di dalam hadis tersebut terdapat
isyarat tentang menghindarkan diri dari fitnah yang dilakukan oleh
jin-pendamping. Nabi saw memberitahu kita bahwa dia selalu bersama kita, dan
kita harus selalu melepaskan diri semaksima
yang boleh kita lakukan dari gangguannya. Lihat Shahih Muslim bi
Syarh An-Nawawiy, jilid VI, hlm. 157-158.
Dengan seluruh rasa
hormat saya terhadap pendapat Syaikh Wahid Abd As-Salam di atas, maka saya
lihat beliau mengacaukan beberapa hal satu sama lain. Pendapat Dr. Al 'Asyqar
adalah benar, dan makna lahiriah hadis terdahulu tidak mengandung pengkhususan.
Sementara itu, syaitan yang lari dari Umar, bukanlah jin-pendampingnya,
sebagaimana anggapan Syaikh Wahid Abd As-Salam. Tetapi syaitan pada umumnya,
berdasar hadis yang diriwayatkan Al-Bukhari yang di situ Rasulullah saw.
berkata kepada Umar, "Wahai Ibn Al- Khaththab, demi Dzat Yang diriku
berada dalam kekuasaan-Nya, setiap syaitan menemukan engkau berjalan, pasti dia
mengambil jalan lain yang bukan jalanmu (menyingkir)." Sementara itu,
hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnad-nya berbunyi sebagai
berikut: "Sesungguhnya syaitan menjauh darimu, wahai Umar." Sedangkan
hadis At-Tirmidzi berbunyi, "Sesungguhnya aku melihat para syaitan yang
berbentuk jin dan manusia melarikan diri dari Umar." Islamnya
jin-pendamping tidaklah berarti ternafikannya ujian dan cobaan. Sebab, syaitan
yang berada di sekeliling manusia begitu banyak jumlahnya, sehingga tidak mungkin
boleh dibayangkan oleh manusia. Lari dan menyingkirnya syaitan dari hadapan
Umar, adalah sesuatu yang boleh saja terjadi pada orang Muslim lainnya. Dalam
sebuah hadis disebutkan, "Seorang Mukmin mengendalikan syaitan
(pendamping)- nya sebagaimana salah seorang di antara kalian mengendalikan
untanya dalam perjalanan."
Saya betul-betul pernah
meminta kepada Jin-Muslim sahabat saya untuk berbicara dan berkenalan dengan jin-pendamping
saya. Ternyata jin-pendamping saya, al-hamdu lillah, berada di sebelah
kanan saya. Dia jin Muslim bernama Abd Al-Hadi.
Sekali waktu datang
menemui saya seorang sahabat wanita saya yang semula beragama Kristen, kemudian
masuk Islam. Yang mengejutkan adalah bahwa jin-pendampingnya juga masuk Islam
bersamanya, melalui diskusi-diskusi saya dengan sahabat wanita saya itu. Nama
jin-pendampingnya adalah Izis, sedangkan sahabat wanita saya itu bernama Sahar.
Izis kemudian mengganti namanya dengan Fathimah. Menurut penuturan Jin-Muslim
sahabat saya, jin-pendamping itu menangis tersedu-sedu, karena rasa gembiranya
kerana selamat, insya' Allah, dari api neraka. Sebagai bukti
keislamannya, dia pindah dari samping kiri ke samping kanan. Kalaulah sekiranya
tidak akan menjadi berpanjang, rasanya saya ingin sekali membicarakan lebih
jauh masalah jin-pendamping ini. Tetapi, bukankah tidak semua yang dilihat
mesti diceritakan 'Khususnya karena Rasulullah saw pernah mengatakan,
"Ajaklah manusia berbicara setingkat dengan intelektual mereka."
2.3 Keterangan Dari Jin
Muslim
Saya kongsikan dialog
dengan Jin Islam tulisan Muhammad Isa Dawud.
Jin Pendamping (Qarin) dan Kebohongan
Dunia tentang Mendatangkan Arwah
Abdullah bin Mas'ud
mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda,"Tidak ada seorang pun di antara
kalian yang tidak ditunjuk untuk-nyajin pendamping (Qarin)."
Para sahabat bertanya, "Termasuk Anda,
ya Rasulullah?"
"Ya,"
jawab Nabi, "Hanya saja aku mendapat pertolongan Allah,
sehingga
jin pendampingku masuk Islam, dan dia tidak pernah meng-ajakku kecuali yang
balk-balk."19
Jin Pendamping (Qarin) Nabi saw. Masih Hidup
Soalan
Penulis :"Ada kontroversi di kalangan sebagian ulama tentang penger-tian
hadis Nabi saw. di atas. Sebagian dari mereka berpendapat bahwajin pendamping
beliau itu betul-betul Muslim dan memeluk agamaIslam, dan sebagian yang lain
berpendapat bahwa jin tersebut bukanMuslim, tetapi Rasulullah saw. selamat dari
gangguan jin pendamping-nya itu. Artinya, dia (pendamping beliau) itu adalah
jin atau setanjahat." Bagaimana pendapatmu tentang ini?"
Dengan
kaget bercampur haru, sampai-sampai nyaris menangis,jin Muslim sahabat saya itu
menjawab, "Perbedaan pendapat tersebut muncul belakangan. Sebab, para
sahabat Nabi saw,sejak awal sudah tahu bahwa jin pendamping Nabi itu
betul-betul Muslim. Bagaimana tidak, kalau dia adalah pendamping Muhammad saw.
Ah, kalau kalian tahu siapa Muhammad saw. dan kedudukannya yang mulia dalam
pandangan Allah, niscaya kalian semua akan mengikuti jalan yang dilaluinya, dan
tidak menetapkan hukum kecuali dengan apa yang beliaubawa. jin pendamping Nabi
saw. memeluk agama Islam begitu beliaumenyampaikan ajarannya."
Soalan
Penulis : "Karena kebanyakan jin berusia panjang, maka apakah
tidakkekanak-kanakan kalau aku bertanya kepadamu, apakah jin pendamping Nabi
saw. itu masih hidup?"
Jawapan
Jin Muslim:"Ya, masih hidup. Tempat tinggal beliau di Baqi. Beliau
mempunyai majlis pengajaran yang didatangi oleh jin-jin Muslim. Beliau
mengajarkan tafsir dan menjelaskan hadis-hadis Nabi saw. jin-jin Muslim, kalau
tidak seluruhnya pergi ke sana untuk belajar, niscaya engkau akan sujud kepada
Allah jika bisa melihat betapa hebatnya majelis tersebut."
Soalan
Penulis: "Apakah juga tidak kekanak-kanakan kalau aku bertanya ke-padamu
tentang nama jin pendamping Nabi saw. itu?"
Jawapan
Jin Muslim: "Nama beliau Habib Al-Huda."
Penulis:
"Tolong sampaikan salamku kepada beliau. Katakan kepada beliau bahwa hamba
Allah yang bernama anu sangat mencintai beliau dalam agama Allah."
Jin
Muslim : "Semoga Allah menjadikan engkau cinta kepada orang yang engkau
cintai karena agama-Nya."
Keajaiban
Jin-Pendamping (Qarin) Manusia
Soalan Penulis:"Apakah jin pendamping seorang
Muslim pasti Muslim?"
Jawapan
Jin Muslim:"Tidak, tidak mesti demikian,"Jawabnya,
"Kadang-kadang jin-pendamping seorang Muslim itu kafir. Ada pula yang
ateis, penyembah berhala, komunis, Yahudi, atau Kristen. Artinya, boleh saja
jin-pendamping tersebut memeluk agama lain, atau bahkan tidak beragama.
Jin-pendamping yang non-Muslim ini bertengger di bahu sebelah kiri. Dia adalah
pendukung kejahatan. Orang Muslim yang seperti itu, berbahaya bagi si Jin. Sebab,
kalau dia tergolong orang yang bertakwa, maka dia boleh menaklukkan jin
tersebut dan mengajaknya masuk Islam."
Soalan
Penulis: "Apakah orang Kristen dan orang-orang beragama lainnya juga
mempunyai jin-pendamping (Qarin)?"
Jawapan Jin Muslim:"Setiap anak Adam mempunyai
jin-pendamping yang membuat hal-hal buruk menjadi terlihat menawan. Kalau orang
tersebut mendapat petunjuk, lalu masuk Islam dan berlaku baik dalam
keislamannya, maka jin-pendampingnya pun, kemungkinan besar, akan masuk Islam
pula. Tetapi kalau orangnya sesat dan terus berkubang dalam kejahatan, maka
jin-pendampingnya itu terus pula dalam kesesatan."
Soalan
Penulis: "Kalau begitu, jin-pendamping tersebut berpengaruh dan
di-pengaruhi oleh manusia?"
Jawapan
Jin Muslim: "Ya, ya, pasti begitu. Tetapi pengaruh manusia terhadapnya
jauh lebih besar ketimbang pengaruh jin terhadap manusia." Coba perhatikan
firman Allah berikut ini:
Dan
pendampingnya (Qarin) berkata, "Inilah yang tersedia di sisiku. Allah
berfirman, "Lemparkanlah olehmu berdua ke dalam neraka semua orang yang sangat
ingkar dan keras kepala, yang menyembah sesembahan lain beserta Allah.
Lemparkanlah dia ke dalam siksaan yang sangat pedih. "
Pendampingnya itu
berkata pula, "Ya Tuhan kami, aku tidak menyesat-kannya, tetapi dia
sendirilah yang berada dalam kesesatan yang jauh. "
Allah berfirman, 'Janganlah kamu bertengkar
di hadapan-Ku, karenasesungguhnya dulu Aku telah memberikan ancaman kepadamu.
Keputusan disisi-Ku tidak bisa diubah, dan Aku sekali-kali tidak menganiaya
hamba-hamba-Ku. Dan (ingatlah) akan hari (yang pada saat itu) Kami bertanya
kepadaJahannam, 'Apakah sudah penuh?"jahannam menjawab, "Masih
adakahtambahan lagi?"
Dan didekatkanlah
surga itu kepada orang-orang yang bertakwa padatempat yang tiada jauh (dari
mereka) " (QS. Qaf: 23-31).
Sesudah membacakan
ayat tersebut, dia melanjutkan, "Akan ku-sampaikan kepadamu beberapa fakta
yang sangat penting. jin-pendamping yang Muslim amat sangat mencintaimu, dalam
derajat yang tidak dapat engkau bayangkan. Dia melindungimu dari berbagai bahaya
besar, dan membantumu untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah SWT Ketika
engkau lupa shalat, dia mengingatkanmu, ketika engkau tertidur dan belum
melaksanakan shalat, dia membangunkan-mu. Ketika ketaatanmu meningkat, maka dia
tak henti-hentinya memujimu, kemudian mendoakan kebaikan bagimu. Dia tidak
pernahmeninggalkanmu kecuali ketika engkau mempergauli isterimu. Begitu engkau
terlihat menutup pintu kamarmu untuk tidur bersama isteri-mu, maka dia
meninggalkanmu dan tidur di luar. Ketika tiba waktushalat, dia meninggalkanmu,
dan dalam waktu sekejap dia sudah berada di Ka`bah. Secepat itu dia pergi,
secepat itu pula dia kembali.Sedangkan jin-pendamping yang berada di samping
kirimu, maka dia adalah kawan yang jahat. Dia selalu melancarkan waswas dalam
dirimu,menghalangimu mengerjakan shalat, membuat dirimu berat untukmembaca
Alquran, dan berusaha sekuat tenaga merintangimu untukmenjalankan kebaikan.
Kalau engkau mengikuti kemauannya, makakalian berdua akan celaka. Di hari
kiamat kalian akan berdebat satusama lain, tetapi tidak ada gunanya sama
sekali, seperti yang di-sebutkan dalam surat Qaf terdahulu."
Soalan Penulis:"Bagus,
tetapi ada pertanyaan lain lagi: Bagaimana kalau j in-pendamping yang Muslim
itu menyaksikan orang Muslim yang di-dampinginya melakukan kemaksiatan?"
Jawapan
Jin Muslim: "Jin-pendamping yang Muslim itu akan lemah dan sakit.
Lalu,ketika orang yang didampinginya itu melakukan kemaksiatan, diamemalingkan
diri dan lari sejauh-jauhnya. Sesudah orang itu selesaimelakukan kemaksiatan,
jin-pendamping tersebut kembali dengan hati pilu. "
bersambung inshaAllah