Khamis, 1 Mei 2014

Siri 3 : Siapa Dan Apakah Perbezaan Jin,Syaitan Dan Iblis




IBLIS Laknatullah


Iblis dari segi bahasa arab ia  berasal dari:

a)     Ablasa,Yublisu, Ilbisan yang bererti putus asa, kecewa atau berdukacita. Putus asa dari rahmat Allah swt.
b)    Al-Balas iaitu orang yang tidak mempunyai kebaikan walaupun sedikit.


Menurut sumber israilliyat Iblis ini mempunyai nama yang lain, seperti Azazil dan Naail. Jika dirujuk kepada kitab-kitab besar kita akan menemui banyak cerita atau hikayat mengenai Iblis. Saya tidak berhajat menulisnya di sini.

Ingin saya kongsikan pelbagai pandangan ulama mengenai Iblis.

1.     Khilaf Para Ilmuan Mengenai Iblis

 1.1  Adakah Iblis Malaikat Atau Jin?
Pendapat pertama dan yang paling kuat,menyatakan bahwa iblis berasal dari jenis jin. Ini adalah pendapat Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu. Beliau menyatakan: “Iblis tidak pernah menjadi golongan malaikat walaupun seketika. Dan dia benar-benar asal-usul jin, sebagaimana Adam adalah asal-usul manusia.” (Diriwayatkan Ibnu Jarir dalam tafsir surat Al-Kahfi ayat 50, dan dishahihkan oleh Ibnu Katsir dalam Tafsir-nya surah Al-Kahfi ayat 50)
Berhubung dengan perkara ini, Syeikh Said Hawa berkata di dalam al-Asas fit Tafsir, “Berdasarkan nas, iblis adalah daripada golongan jin, dan ini adalah pendapat yang dipegang oleh Hasan al-Basri dan Qatadah. Hal ini disebabkan iblis seperti golongan jin, dicipta daripada api sedangkan para malaikat dicipta daripada cahaya. Di samping itu, iblis menderhaka kepada Allah sedangkan para maluikat sentiasa taat dan tidak pernah menderhaka kepada Allah.”
Asy-Syahid Syed Qutub di dalam Fi Zilalil Quran pula berkata, “Iblis tidak mungkin tergolong dalam kumpulan malaikat kerana sekiranya dia malaikat, dia tidak akan menderhaka kepada Allah kerana di dalam al-Quran, Allah menyifatkan para malaikat sebagai makhluk yang tidak mengingkari segala perintah Allah dan sentiasa melaksanakan apa yang disuruh.Kandungan ayat 34 di dalam surah al-Baqarah ini menunjukkan, iblis berada bersama-sama para malaikat ketika Allah mengarahkan mereka sujud kepada Adam, namun dia bukan daripada golongan malaikat.”
Mungkin ada pula yang menimbulkan persoalan tentang dua malaikat Harut dan Marut seperti firman Allah swt dalam ayat 102 surah Al-Baqarah. Pelbagai penafsiran para mufasirin mengenainya.(boleh rujuk tafsir tafsir muktabar mengenainya). Saya amat bersetuju dengan pendapat bahawa Allah swt mengutus kedua dua Harut dan Marut untuk mengajar ilmu sihir kepada manusia supaya manusia dapat membezakan diantara sihir dan mukjizat para Nabi as. Ilmu sihir yang diajarkan bukan bertujuan untuk diamalkan kerana sihir itu adalah salah satu dosa yang besar.(doakan saya dapat berkongsi sedikit ilmu mengenai kejahatan sihir di masa akan datang)
Al-Jashshash dalam kitabnya Ahkamul Qur‘an (3/215), dan Asy-Syinqithi dalam kitabnya Adhwa`ul Bayan (4/120). Penjelasan tentang dalil pendapat ini beliau sebutkan dalam kitab tersebut. Secara ringkas, dapat disebutkan sebagai berikut:
a)     Malaikat adalah bersih dari perbuatan kufur dan dosa, sebagaimana firman Allah swt:
 “…yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At-Tahrim: 6)
Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan, dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya.” (Al-Anbiya`: 27)
b)    Surah Al-Kahfi ayat 50
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: ‘Sujudlah kamu kepada Adam’, maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, lalu ia mendurhakai perintah Rabbnya.”
Allah swt menegaskan dalam ayat ini bahwa iblis dari jin, dan jin bukanlah malaikat. Ulama yang memegang pendapat ini menyatakan: “Ini adalah nash Al-Qur`an yang tegas dalam masalah yang diperselisihkan ini.” Beliau juga menyatakan: “Dan hujjah yang paling kuat dalam masalah ini adalah hujjah mereka yang berpendapat bahwa iblis bukan dari malaikat.”
Malaikat diciptakan dari cahaya sedangkan Jin diciptakan dari api.
“Dan Kami telah menciptakan jin sebelum dari api yang sangat panas.” (Al-Hijr : 27) 
“Dia menciptakan jin dari nyala api”.(Ar-Rahman : 15 )

Rasulullah saw bersabda:
 “Para malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api, dan Adam diciptakan dari apa yang disifatkan kepada kalian.” (HR. Muslim no. 2996 dari ’Aisyah radhiallahu ‘anha)
Adapun pendapat kedua yang menyatakan bahwa iblis itu dari malaikat diantaranya adalah menurut Al-Qurthubi, adalah pendapat Ibnu ‘Abbas ra. berdasarkan firman Allah swt:
 “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: ‘Sujudlah kamu kepada Adam,’ maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.” (Al-Baqarah: 34)
Juga berdasarkan beberapa riwayat Israiliyat.
Adapun alasan pendapat kedua (yakni surat Al-Baqarah ayat 34), sebenarnya ayat tersebut tidak menunjukkan bahwa iblis dari malaikat. Karena susunan kalimah tersebut adalah susunan istitsna` munqathi’ (yaitu yang dikecualikan tidaklah termasuk jenis yang disebutkan).
Adapun cerita-cerita asal-usul iblis, itu adalah cerita Israiliyat. Ibnu Katsir menyatakan: “Dan dalam masalah ini (asal-usul iblis), banyak yang diriwayatkan dari ulama salaf. Namun kebanyakkannya adalah Israiliyat (cerita-cerita dari Bani Israil) yang (sesungguhnya) dinukilkan untuk dikaji .Wallahu a’lam, Allah lebih tahu tentang keadaan cerita itu. Dan di antaranya ada yang dipastikan dusta, karena menyelisihi kebenaran yang ada di tangan kita. Dan apa yang ada di dalam Al-Qur`an sudah memadai dari yang selainnya dari berita-berita itu.” (Tafsir Ibnu Katsir, 3/94)
Asy-Syinqithi menyatakan: “Apa yang disebutkan para ahli tafsir dari sekelompok ulama salaf, seperti Ibnu ‘Abbas dan selainnya, bahwa dahulu iblis termasuk pembesar malaikat, penjaga surga, mengurusi urusan dunia, dan namanya adalah ‘Azazil, ini semua adalah cerita Israiliyat yang tidak bisa dijadikan landasan.” (Adhwa`ul Bayan, 4/120-121)

1.2  Adakah Iblis Itu bapa Kepada Segala Jin?

Adapun yang berpendapat bahawa Iblis itu adalah bapa kepada segala Jin atau Jin yang pertama diciptakan oleh Allah swt adalah diantaranya pendapat  Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu.
Beliau menyatakan: “Iblis tidak pernah menjadi golongan malaikat sama sekali. Dan dia benar-benar asal-usul jin, sebagaimana Adam adalah asal-usul manusia.” (Diriwayatkan Ibnu Jarir dalam tafsir surat Al-Kahfi ayat 50, dan dishahihkan oleh Ibnu Katsir dalam Tafsir-nya surah Al-Kahfi ayat 50)

Di Dalam kitab “Hayatul Hayawan al-Kubra” karangan Dumairi : semua jin adalah keturunan Iblis. Namun dikatakan juga bahwa Jin merupakan satu rumpun, sedangkan Iblis adalah satu dari mereka. Jin juga mempunyai keturunan,seperti dijelaskan dalam al-Qur’an surah al-Kahf (55) “Apakah kalian akan menjadikan mereka (jin) dan keturunanya sebagai kekasih selain Aku (Allah) padahal mereka adalah musuh kalian”. Mereka yang kafir dari kaum jin disebut syaitan.

Di dalam kitab “Akaamu-l-Marjan fi Ahkamil Jan” karangan Imam Syibli  disebutkan bahwa jin mencakup malaikat dan mahluk lainnya yang tidak dilihat oleh mata kasar. Sedangkan syaitan adalah jin yang durhaka dan kafir, mereka adalah anak-anak Iblis. 

Ibnu Abbas berpendapat : Jin adalah keturunan Jann, mereka bukan syaitan, mereka mati dan mereka ada yang beriman dan ada yang kafir. Sedangkan syaitan adalah anak Iblis mereka tidak akan mati kecuali bersama-sama Iblis.

 Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.” (Al-Hijr: 27)

Pandangan Peribadi : Setakat yang pelajari dan kajian dari perlbagai sumber, saya belum menemui nas khusus dan jelas mengenai persoalan 1.2 di atas. Sehingga kini saya bersetuju dengan keterangan di dalam buku dialog dengan Jin Muslim tulisan Muhammad Isa Dawud.
Iaitu Iblis bukan ‘Jaan’ tetapi dari keturunan ‘Jaan’ .Saya nukil tulisan buku tersebut seperti di bawah. Pandangan ini menghampiri pendapat Ibnu Abbas bahawa Iblis bukan ‘Jaan’.

Sedutan buku Dialog Dengan Jin Muslim
Iblis Bukan Moyang Jin
Saya(penulis buku) bertanya kepada Jin sahabat saya: "Apakah Iblis itu moyang jin pada umumnya, sebagaimana Adam a.s. adalah moyang manusia?"

Jin: "Bukan, bukan," jawabnya, "Iblis adalah keturunan jin, dan bukan moyang jin."

Penulis:"Kalau begitu, siapa nama moyang jin?"

Jin : "Sejauh yang saya ketahui, Wallahu A’lam, namanya adalah Jan (dengan "a" panjang)."

Penulis :"Lalu, bagaimana tentang Iblis (semoga Allah mengutuknya)."

Jin  : "Dia adalah keturunan Jan. Dia sangat pandai, mirip malaikat. Tetapi kemudian ia berperangai buruk dan sombong, sebagaimana yang telah kalian ketahui dari firman Allah SWT yang berbunyi, Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman.kepada para malaikat, "Sujudlah kamu kepada Adam!" Maka, sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia dari. golongan jin, lalu dia mendurhakai perintah Tuhannya.... ( Al-Kahfi: 50).



Iblis Adalah Moyang Setan

Penulis :  "Banyak orang meyakini bahwa Iblis adalah moyang jin."

Jin :      "Untuk mereka, saya punya bukti dan dalil. Alquran Al-Karim sama sekali tidak 
             mengatakan hal itu. Demikian pula halnya Nabi Muhammad saw. Bagaimanapun, Iblis                adalah moyang syaitan."

Penulis :  “Lantas, apa perbedaan jin dan setan?"

Jin  : "Syaitan adalah Jin, tetapi tidak setiap Jin adalah syaitan."

Penulis :  "Coba jelaskan lebih lanjut, sebab aku akan menyampaikan hal ini kepada para pembaca bukuku nanti."

Jin  :  "Masalahnya sederhana saja," katanya, "Iblis kawin dengan jin perempuan yang menjadi pengikutnya, lalu mereka dianugerahi keturunan. Keturunan yang berasal dari Iblis inilah yang kemudian disebut syaitan. Mereka memiliki rupa dan bentuk yang bermacam-macam yang, na`udzu billah, sebagian besar memiliki sosok yang sangat jelek, atau seperti anjing. Mereka mempunyai kota-kota dan tempat-tempat hunian. Biasanya di padang-padang pasir, gunung-gunung, pulau- pulau terpencil, dan di permukaan laut. Akan tetapi, sesudah aku masuk Islam, dan terima kasih kepada Isma'il, anak pamanmu, aku bisa mengatakan bahwa semua yang tidak beragama Islam, tidak melaksanakan ajaran-ajarannya, dan tidak mengikuti petunjuk Muhammad saw., adalah syaitan, sekalipun berpenampilan menawan. Tidak peduli dia jin atau manusia. Dalam keadaan seperti itu, Iblis, secara majazi, adalah moyang dan bapak spiritual mereka. Bahkan sebaiknya engkau katakan saja bahwa Iblis itu adalah pemimpin, moyang, sekaligus Tuhan bagi kelompok jin non-Muslim. Mereka semua bergabung di bawah panjinya. Tiap-tiap golongan di antara mereka meyakini betul keyakinan mereka melalui khayalan-khayalan mereka."

1.3  Adakah Iblis Itu Individu Atau Kelompok

Setakat yang saya ketahui tiada pandangan sarjana Islam yang mengatakan Iblis itu adalah kelompok. Cuma saya masukkan juga pekara 1.3 ini seolah-olah ia persoalan khilaf. Hal ini disebabkan saya biasa mendengar para asatizah dan perawat-perawat  menggunakan perkataan Iblis yang merujuk kepada kelompok.

Amat jelas dari nas al-Quran dan Hadith bahawa Iblis adalah adalah nama khusus yang hanya merujuk kepada satu individu sahaja. Di dalam banyak ayat-ayat Al-Quran, Allah swt menggunakan gantinama individu apabila merujuk kepada Iblis.


2.     Sumpah Permusuhan Iblis Terhadap Manusia

Al-Quran merakamkan pengisthiran permusuhan Iblis terhadap manusia. Allah swt berfirman:

"Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis: "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah". Allah berfirman: "Turunlah kamu dari syurga itu; kerana kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina". Iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan". Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tempoh." Iblis menjawab: "Kerana Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). Allah berfirman: "Keluarlah kamu dari syurga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barang siapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahanam dengan kamu semuanya ". (Dan Allah berfirman): "Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan isterimu di syurga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang zalim ". Maka syaitan membisikkan fikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka iaitu auratnya dan syaitan berkata: "Tuhan kamu tidak melarang kamu daripada mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam syurga)" . (Al-'Araf 7:12-20)

3.     Iblis Hanya Mati Ketika Hari Qiamat

Berbeza dengan syaitan biasa yang berkemungkinan mati.Kematian Iblis diberi tangguh sehingga hari qiamat berdasarkan ayat-ayat Al Quran seperti pekara 2. di atas. Hujjah kematian syiatan selain Iblis boleh dirujuk di dalam siri 1 penulisan ini.



4.     Kerajaan Dan Bala Tentera Iblis

Iblis selaku raja segala syaitan mempunyai bala tenteranya untuk merosakan manusia. Hal ini adalah berdasarkan hadith berikut. Dari Jabir r.a. berkata: Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya Iblis meletakkan singgahsananya di atas air, kemudian ia mengirim pasukannya. Serendah-rendah mereka adalah yang paling besar dalam melakukan godaan atau gangguan. Seorang dari mereka berkata, "Aku telah melakukan perkara ini dan itu", maka berkata Iblis, "Kamu tidak melakukan apa-apa", Kemudian seorang lagi datang dan berkata, "Aku tidak meninggalkannya (manusia) sehingga aku pisahkan antara suami dan isterinya", Iblis berkata, "Ya, kamulah (yang betul hebat)". (Riwayat Muslim)

Di dalam hadith yang lain Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

إِذَا أَصْبَحَ إِبْلِيسُ بَثَّ جُنُودَهَ فَيَقُول: مَنْ أَضَلَّ مُسْلِمًا أَلْبَسْتُهُ التَّاجَ.

Pada waktu pagi, iblis mengutus pasukan tenteranya seraya berkata:
“Sesiapa yang berjaya menyesatkan seorang muslim
maka aku akan memakaikan mahkota kepadanya.”
Dikeluarkan oleh Ibn Hibban dan sanadnya dinilai sahih oleh Syu‘aib al-Arna’uth dalam semakannya ke atas Shahih Ibn Hibban, hadis no: 6189 (Kitab al-Tarikh, Bab permulaan penciptaan, berkenaan khabar iblis yang meletakkan mahkota ke atas kepala tenteranya yang paling berjaya membuat fitnah

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

Dan bertahap-tahaplah dalam memujuk sesiapa yang engkau dapat dengan suaramu;
dan kerahlah penyokong-penyokongmu yang berkuda
serta yang berjalan kaki[al-Isra’ 17:64]


5.     Iblis Menyamar Sebagai Manusia, Takut Dan Lari Dari Tentera Allah swt.

Adalah direkod di dalam  beberapa kesempatan Iblis telah menyamar sebagai seorang lelaki. Diantara kisah yang masyhur adalah pengelibatan Iblis di dalam peperangan Badar.
Penyamarannya sebagai Suraqah bin Malik, bangsawan bani Kinanah bukan sahaja bagi mencetuskan dan menyemarakkan api peperangan bahkan menyertai barisan perang kafir Quraisy.

Namun si Iblis dan tenteranya telah lari tunggang langgang meninggalkan medan pertempuran ketika hampir meletusnya pertempuran. Demikian diterangkan sebagian mufassir berkaitan dengan firman Allah swt yang menceritakan hal ini:

 “Dan ketika syaitan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka dan mengatakan: ‘Tidak ada seorang manusiapun yang dapat menang terhadap kamu pada hari ini, dan sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu.’ Maka tatkala kedua pasukan itu telah dapat saling lihat melihat (berhadapan), syaitan itu balik ke belakang seraya berkata: ‘Sesungguhnya saya berlepas diri daripada kamu; sesungguhnya saya dapat melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat; sesungguhnya saya takut kepada Allah.’ Dan Allah sangat keras siksa-Nya.” (Al-Anfaal: 48)


Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullahu Ta’ala menceritakan, diriwayatkan bahwa syaitan yang menyerupai sebagai Suraqah bin Malik bin Ju’syum, dari Bani Bakr bin Kinanah yang ketika itu ditakuti Quraisy kalau-kalau menyerang dari belakang. Adh-Dhahhak berkata: “Iblis datang kepada mereka (pasukan musyrikin) pada peristiwa Badr membawa bendera dan sepasukan tentaranya. Dia memberikan keyakinan kepada mereka bahwa mereka tidak akan kalah, karena mereka berperang demi agama nenek moyang mereka.”

Ibnul Qayyim rahimahullahu Ta’ala menceritakan (Az-Zaad, 3/181):
“…… Ketika musuh Allah itu melihat tentara Allah turun dari langit, dia melarikan diri berbalik ke belakang. Kaum musyrikin bertanya: “Hai Suraqah, mau ke mana? Bukankah kau sudah mengatakan bahwa kau pelindung kami, tidak akan meninggalkan  kami?” Iblis menyahut: “Sungguh, aku melihat apa yang tidak kalian lihat, saya takut kepada Allah, dan Allah sangat keras siksa-Nya.”

Di dalam kitab Ar-Rahiq Al Makhtum mukasurat 315-316   , Syeikh Safiyyu Al-Rahman Al-Mubarakfuri mencatatkan pengelibatan Iblis di dalam peperangan Badar : ” Apabila ia(Iblis) melihat penglibatan para malaikat itu terhadap orang Musyirikin,maka iapun melarikan diri berpatah kebelakang, tetapi dengan segera al-Harith bin Hisham merangkul dan menahannya- kerana disangkanya Suraqah-, tetapi Iblis terus menolak dadanya sehingga ia tercampak,kemudian Iblis melarikan diri. Orang Musyirikin yang lain berkata kepadanya: “Kemana kamu hendak pergi hai Suraqah? Bukankah kau sudah mengatakan bahwa kau pelindung kami, tidak akan meninggalkan  kami?” Iblis menjawab: “Sungguh, aku melihat apa yang tidak kalian lihat, saya takut kepada Allah, dan Allah sangat keras siksa-Nya.”Kemudian Iblis terus melarikan dirinya dan terjun ke dalam Laut.

Ibnu Katsir, (2/386) : Dia benar ketika mengatakan “saya melihat apa yang tidak kalian lihat”, tapi dusta ketika mengatakan saya takut kepada Allah. Yang benar, dikatakan bahwa dia sebetulnya takut kalau binasa di tangan tentara Allah tersebut. Inilah yang jelas.


Kisah-kisah di atas(pekara 5) memberikan maklumat kepada kita mengenai Iblis :
a)     Boleh menyamar dan memasuki spekturm boleh Nampak(rujuk juga tulisan saya mengenai isu  kemungkinan manusia melihat Jin).
b)    Walaupun kematian Iblis ditangguhkan tetapi si mala’un ini boleh ditakutkan dan dihalau. Atau dengan kata lain Iblis boleh disakiti atau dicedarakan.
c)     Laut menjadi tempat Iblis melarikan diri.


6.     Iblis Berketurunan

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
Oleh itu, patutkah kamu hendak menjadikan iblis dan keturunannya sebagai sahabat-sahabat karib yang menjadi pemimpin selain daripada-Ku? [al-Kahf 18:50]


7.     Nabi Saw Diberi KeupayaanUntuk Menangkap Iblis.

Abu Darda ra menerangkan bahawa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bangun untuk bersolat, lalu ketika sedang solat, baginda saw  berkata: 
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْكَ.
“Aku berlindung kepada Allah dari engkau!”.
Kemudian baginda saw berkata:
أَلْعَنُكَ بِلَعْنَة اللَّهِ.
“Aku melaknat engkau dengan laknat Allah!”.Sebanyak tiga kali, sambil menghulurkan tangan seolah-olah ingin menangkap sesuatu.
Apabila bagindasaw selesai solat, kami bertanya:
“Wahai Rasulullah! Kami mendengar kamu berkata dalam solat sesuatu yang tidak pernah kami dengar kamu memperkatakannya (ketika sedang solat) dan kami melihat kamu menghulurkan tangan.”
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab:

إِنَّ عَدُوَّ اللَّهِ إِبْلِيسَ جَاءَ بِشِهَابٍ مِنْ نَارٍ لِيَجْعَلَهُ فِي وَجْهِي

فَقُلْتُ: أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْكَ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ.

ثُمَّ قُلْتُ: أَلْعَنُكَ بِلَعْنَةِ اللَّهِ التَّامَّةِ فَلَمْ يَسْتَأْخِرْ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ أَرَدْتُ أَخْذَهُ

وَاللَّهِ لَوْلاَ دَعْوَةُ أَخِينَا سُلَيْمَانَ لأَصْبَحَ مُوثَقًا يَلْعَبُ بِهِ وِلْدَانُ أَهْلِ الْمَدِينَةِ.

Sesungguhnya musuh Allah, yakni iblis, datang dengan membawa api untuk dilemparkan ke muka aku. Maka aku mengucap: “Aku berlindung kepada Allah dari engkau!” tiga kali.
Kemudian aku mengucap: “Aku melaknat engkau dengan laknat Allah!” akan tetapi dia tidak mengundur diri. Kemudian aku bermaksud untuk menangkapnya.
Demi Allah! Jika bukanlah kerana doa saudara kami Sulaiman nescaya ia akan terikat sehingga pagi dan dijadikan mainan anak-anak warga Madinah.
Dikeluarkan oleh Muslim dalam Shahihnya, hadis no: 542 (Kitab al-Masajid…, Bab boleh melaknat syaitan ketika sedang solat…) 
Berdasarkan hadis di atas, Iblis dan syaitan  adalah satu makhluk yang boleh ditangkap, dikurung dan diikat. Hanya dari sudut syari‘at tindakan menangkap, mengurung dan mengikat makhluk jin dan syaitan tidak dibenarkan disebabkan oleh doa Nabi Sulaiman ‘alahi salam yang telah dikemukakan sebelum ini:

 (Sulaiman berdoa): “Wahai Tuhanku! Ampunkanlah kesilapanku dan kurniakanlah kepadaku sebuah kerajaan yang tidak akan ada pada sesiapapun kemudian daripadaku; sesungguhnya Engkaulah yang sentiasa Melimpah kurnia-Nya.” [Shad 38:35]


Bersambung Insha Allah

Tiada ulasan :

Catat Ulasan