IBLIS Laknatullah
Iblis
dari segi bahasa arab ia berasal dari:
a)
Ablasa,Yublisu,
Ilbisan yang bererti putus asa, kecewa atau berdukacita. Putus asa dari rahmat
Allah swt.
b)
Al-Balas
iaitu orang yang tidak mempunyai kebaikan walaupun sedikit.
Menurut
sumber israilliyat Iblis ini mempunyai nama yang lain, seperti Azazil dan
Naail. Jika dirujuk kepada kitab-kitab besar kita akan menemui banyak cerita
atau hikayat mengenai Iblis. Saya tidak berhajat menulisnya di sini.
Ingin
saya kongsikan pelbagai pandangan ulama mengenai Iblis.
1.
Khilaf Para Ilmuan Mengenai
Iblis
1.1
Adakah
Iblis Malaikat Atau Jin?
Pendapat pertama dan yang paling kuat,menyatakan bahwa iblis berasal dari jenis
jin. Ini adalah pendapat Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu. Beliau menyatakan: “Iblis
tidak pernah menjadi golongan malaikat walaupun seketika. Dan dia benar-benar
asal-usul jin, sebagaimana Adam adalah asal-usul manusia.” (Diriwayatkan
Ibnu Jarir dalam tafsir surat Al-Kahfi ayat 50, dan dishahihkan oleh Ibnu
Katsir dalam Tafsir-nya surah Al-Kahfi ayat 50)
Berhubung dengan perkara ini, Syeikh Said Hawa
berkata di dalam al-Asas fit Tafsir, “Berdasarkan nas, iblis adalah daripada
golongan jin, dan ini adalah pendapat yang dipegang oleh Hasan al-Basri dan
Qatadah. Hal ini disebabkan iblis seperti golongan jin, dicipta daripada api
sedangkan para malaikat dicipta daripada cahaya. Di samping itu, iblis
menderhaka kepada Allah sedangkan para maluikat sentiasa taat dan tidak pernah
menderhaka kepada Allah.”
Asy-Syahid Syed Qutub di dalam Fi Zilalil
Quran pula berkata, “Iblis tidak mungkin tergolong dalam kumpulan malaikat
kerana sekiranya dia malaikat, dia tidak akan menderhaka kepada Allah kerana di
dalam al-Quran, Allah menyifatkan para malaikat sebagai makhluk yang tidak
mengingkari segala perintah Allah dan sentiasa melaksanakan apa yang
disuruh.Kandungan ayat 34 di dalam surah al-Baqarah ini menunjukkan, iblis
berada bersama-sama para malaikat ketika Allah mengarahkan mereka sujud kepada
Adam, namun dia bukan daripada golongan malaikat.”
Mungkin ada pula yang menimbulkan persoalan
tentang dua malaikat Harut dan Marut seperti firman Allah swt dalam ayat 102
surah Al-Baqarah. Pelbagai penafsiran para mufasirin mengenainya.(boleh rujuk
tafsir tafsir muktabar mengenainya). Saya amat bersetuju dengan pendapat bahawa
Allah swt mengutus kedua dua Harut dan Marut untuk mengajar ilmu sihir kepada
manusia supaya manusia dapat membezakan diantara sihir dan mukjizat para Nabi
as. Ilmu sihir yang diajarkan bukan bertujuan untuk diamalkan kerana sihir itu
adalah salah satu dosa yang besar.(doakan saya dapat berkongsi sedikit ilmu
mengenai kejahatan sihir di masa akan datang)
Al-Jashshash dalam kitabnya Ahkamul Qur‘an
(3/215), dan Asy-Syinqithi dalam kitabnya Adhwa`ul Bayan (4/120). Penjelasan
tentang dalil pendapat ini beliau sebutkan dalam kitab tersebut. Secara
ringkas, dapat disebutkan sebagai berikut:
a) Malaikat adalah bersih dari perbuatan kufur dan
dosa, sebagaimana firman Allah swt:
“…yang
tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan
selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At-Tahrim: 6)
“Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan
perkataan, dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya.” (Al-Anbiya`: 27)
b) Surah Al-Kahfi ayat 50
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman
kepada para malaikat: ‘Sujudlah kamu kepada Adam’, maka sujudlah mereka kecuali
iblis. Dia adalah dari golongan jin, lalu ia mendurhakai perintah Rabbnya.”
Allah swt menegaskan dalam ayat ini bahwa
iblis dari jin, dan jin bukanlah malaikat. Ulama yang memegang pendapat ini
menyatakan: “Ini adalah nash Al-Qur`an yang tegas dalam masalah yang
diperselisihkan ini.” Beliau juga menyatakan: “Dan hujjah yang paling kuat
dalam masalah ini adalah hujjah mereka yang berpendapat bahwa iblis bukan dari
malaikat.”
Malaikat diciptakan dari cahaya sedangkan Jin
diciptakan dari api.
“Dan
Kami telah menciptakan jin sebelum dari api yang sangat panas.” (Al-Hijr :
27)
“Dia menciptakan jin dari nyala api”.(Ar-Rahman
: 15 )
Rasulullah saw
bersabda:
“Para
malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api, dan Adam
diciptakan dari apa yang disifatkan kepada kalian.” (HR. Muslim no. 2996
dari ’Aisyah radhiallahu ‘anha)
Adapun pendapat
kedua yang menyatakan bahwa iblis itu dari malaikat diantaranya adalah
menurut Al-Qurthubi, adalah pendapat Ibnu ‘Abbas ra. berdasarkan firman Allah
swt:
“Dan
(ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: ‘Sujudlah kamu kepada
Adam,’ maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia
termasuk golongan orang-orang yang kafir.” (Al-Baqarah: 34)
Juga berdasarkan beberapa
riwayat Israiliyat.
Adapun alasan pendapat kedua (yakni surat
Al-Baqarah ayat 34), sebenarnya ayat tersebut tidak menunjukkan bahwa iblis
dari malaikat. Karena susunan kalimah tersebut adalah susunan istitsna`
munqathi’ (yaitu yang dikecualikan tidaklah termasuk jenis yang disebutkan).
Adapun cerita-cerita asal-usul iblis, itu
adalah cerita Israiliyat. Ibnu Katsir menyatakan: “Dan dalam masalah ini
(asal-usul iblis), banyak yang diriwayatkan dari ulama salaf. Namun
kebanyakkannya adalah Israiliyat (cerita-cerita dari Bani Israil) yang (sesungguhnya)
dinukilkan untuk dikaji .Wallahu a’lam, Allah lebih tahu tentang keadaan cerita
itu. Dan di antaranya ada yang dipastikan dusta, karena menyelisihi kebenaran
yang ada di tangan kita. Dan apa yang ada di dalam Al-Qur`an sudah memadai dari
yang selainnya dari berita-berita itu.” (Tafsir Ibnu Katsir, 3/94)
Asy-Syinqithi menyatakan: “Apa yang
disebutkan para ahli tafsir dari sekelompok ulama salaf, seperti Ibnu ‘Abbas
dan selainnya, bahwa dahulu iblis termasuk pembesar malaikat, penjaga
surga, mengurusi urusan dunia, dan namanya adalah ‘Azazil, ini semua adalah
cerita Israiliyat yang tidak bisa dijadikan landasan.” (Adhwa`ul Bayan,
4/120-121)
1.2
Adakah
Iblis Itu bapa Kepada Segala Jin?
Adapun yang berpendapat bahawa Iblis itu adalah
bapa kepada segala Jin atau Jin yang pertama diciptakan oleh Allah swt adalah
diantaranya pendapat Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu.
Beliau menyatakan: “Iblis tidak pernah
menjadi golongan malaikat sama sekali. Dan dia benar-benar asal-usul jin,
sebagaimana Adam adalah asal-usul manusia.” (Diriwayatkan Ibnu Jarir dalam
tafsir surat Al-Kahfi ayat 50, dan dishahihkan oleh Ibnu Katsir dalam
Tafsir-nya surah Al-Kahfi ayat 50)
Di Dalam kitab “Hayatul Hayawan al-Kubra”
karangan Dumairi : semua jin adalah keturunan Iblis. Namun
dikatakan juga bahwa Jin merupakan satu rumpun, sedangkan Iblis adalah
satu dari mereka. Jin juga mempunyai keturunan,seperti dijelaskan dalam
al-Qur’an surah al-Kahf (55) “Apakah
kalian akan menjadikan mereka (jin) dan keturunanya sebagai kekasih selain
Aku (Allah) padahal mereka adalah musuh kalian”. Mereka yang kafir
dari kaum jin disebut syaitan.
Di dalam kitab “Akaamu-l-Marjan fi Ahkamil Jan”
karangan Imam Syibli disebutkan
bahwa jin mencakup malaikat dan mahluk lainnya yang tidak dilihat oleh
mata kasar. Sedangkan syaitan adalah jin yang durhaka dan kafir, mereka adalah
anak-anak Iblis.
Ibnu Abbas berpendapat :
Jin adalah keturunan Jann, mereka bukan syaitan, mereka mati dan mereka ada
yang beriman dan ada yang kafir. Sedangkan syaitan adalah anak Iblis mereka
tidak akan mati kecuali bersama-sama Iblis.
“Dan Kami telah menciptakan jin sebelum
(Adam) dari api yang sangat panas.” (Al-Hijr: 27)
Pandangan
Peribadi : Setakat yang pelajari dan kajian dari perlbagai sumber,
saya belum menemui nas khusus dan jelas mengenai persoalan 1.2 di atas.
Sehingga kini saya bersetuju dengan keterangan di dalam buku dialog dengan Jin
Muslim tulisan Muhammad Isa Dawud.
Iaitu Iblis bukan ‘Jaan’ tetapi dari keturunan
‘Jaan’ .Saya nukil tulisan buku tersebut
seperti di bawah. Pandangan ini menghampiri pendapat Ibnu Abbas bahawa Iblis
bukan ‘Jaan’.
Sedutan
buku Dialog Dengan Jin Muslim
Iblis Bukan Moyang Jin
Saya(penulis
buku) bertanya kepada Jin sahabat saya: "Apakah Iblis itu moyang jin pada
umumnya, sebagaimana Adam a.s. adalah moyang manusia?"
Jin:
"Bukan, bukan," jawabnya, "Iblis adalah keturunan jin, dan bukan
moyang jin."
Penulis:"Kalau
begitu, siapa nama moyang jin?"
Jin :
"Sejauh yang saya ketahui, Wallahu A’lam, namanya adalah Jan (dengan
"a" panjang)."
Penulis
:"Lalu, bagaimana tentang Iblis (semoga Allah mengutuknya)."
Jin : "Dia adalah keturunan Jan. Dia
sangat pandai, mirip malaikat. Tetapi kemudian ia berperangai buruk dan
sombong, sebagaimana yang telah kalian ketahui dari firman Allah SWT yang
berbunyi, Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman.kepada para malaikat,
"Sujudlah kamu kepada Adam!" Maka, sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia
dari. golongan jin, lalu dia mendurhakai perintah Tuhannya.... ( Al-Kahfi:
50).
Iblis Adalah Moyang Setan
Penulis
: "Banyak orang meyakini bahwa
Iblis adalah moyang jin."
Jin : "Untuk mereka, saya punya bukti dan dalil. Alquran Al-Karim sama sekali
tidak
mengatakan hal itu. Demikian pula halnya Nabi
Muhammad saw. Bagaimanapun, Iblis adalah moyang syaitan."
Penulis
: “Lantas, apa perbedaan jin dan
setan?"
Jin : "Syaitan adalah Jin, tetapi tidak
setiap Jin adalah syaitan."
Penulis
: "Coba jelaskan lebih lanjut,
sebab aku akan menyampaikan hal ini kepada para pembaca bukuku nanti."
Jin : "Masalahnya sederhana saja,"
katanya, "Iblis kawin dengan jin perempuan yang menjadi pengikutnya, lalu
mereka dianugerahi keturunan. Keturunan yang berasal dari Iblis inilah yang
kemudian disebut syaitan. Mereka memiliki rupa dan bentuk yang bermacam-macam
yang, na`udzu billah, sebagian besar memiliki sosok yang sangat jelek,
atau seperti anjing. Mereka mempunyai kota-kota dan tempat-tempat hunian.
Biasanya di padang-padang pasir, gunung-gunung, pulau- pulau terpencil, dan di
permukaan laut. Akan tetapi, sesudah aku masuk Islam, dan terima kasih kepada
Isma'il, anak pamanmu, aku bisa mengatakan bahwa semua yang tidak beragama
Islam, tidak melaksanakan ajaran-ajarannya, dan tidak mengikuti petunjuk
Muhammad saw., adalah syaitan, sekalipun berpenampilan menawan. Tidak peduli
dia jin atau manusia. Dalam keadaan seperti itu, Iblis, secara majazi, adalah
moyang dan bapak spiritual mereka. Bahkan sebaiknya engkau katakan saja bahwa
Iblis itu adalah pemimpin, moyang, sekaligus Tuhan bagi kelompok jin
non-Muslim. Mereka semua bergabung di bawah panjinya. Tiap-tiap golongan di
antara mereka meyakini betul keyakinan mereka melalui khayalan-khayalan
mereka."
1.3 Adakah
Iblis Itu Individu Atau Kelompok
Setakat yang saya ketahui tiada pandangan
sarjana Islam yang mengatakan Iblis itu adalah kelompok. Cuma saya masukkan
juga pekara 1.3 ini seolah-olah ia persoalan khilaf. Hal ini disebabkan saya
biasa mendengar para asatizah dan perawat-perawat menggunakan perkataan Iblis yang merujuk
kepada kelompok.
Amat jelas dari nas al-Quran dan Hadith bahawa
Iblis adalah adalah nama khusus yang hanya merujuk kepada satu individu sahaja.
Di dalam banyak ayat-ayat Al-Quran, Allah swt menggunakan gantinama individu
apabila merujuk kepada Iblis.
2.
Sumpah Permusuhan Iblis
Terhadap Manusia
Al-Quran
merakamkan pengisthiran permusuhan Iblis terhadap manusia. Allah swt berfirman:
"Apakah yang menghalangimu untuk bersujud
(kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis: "Saya lebih
baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari
tanah". Allah berfirman: "Turunlah kamu dari syurga itu; kerana kamu
tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya
kamu termasuk orang-orang yang hina". Iblis menjawab: "Beri
tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan". Allah berfirman:
"Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tempoh." Iblis
menjawab: "Kerana Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar
akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya
akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari
kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur
(taat). Allah berfirman: "Keluarlah kamu dari syurga itu sebagai orang
terhina lagi terusir. Sesungguhnya barang siapa di antara mereka mengikuti
kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahanam dengan kamu semuanya ".
(Dan Allah berfirman): "Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan isterimu di
syurga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai,
dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua
termasuk orang-orang yang zalim ". Maka syaitan membisikkan fikiran jahat
kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka
iaitu auratnya dan syaitan berkata: "Tuhan kamu tidak melarang kamu
daripada mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi
malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam syurga)" . (Al-'Araf
7:12-20)
3.
Iblis Hanya Mati Ketika Hari
Qiamat
Berbeza
dengan syaitan biasa yang berkemungkinan mati.Kematian Iblis diberi tangguh
sehingga hari qiamat berdasarkan ayat-ayat Al Quran seperti pekara 2. di atas.
Hujjah kematian syiatan selain Iblis boleh dirujuk di dalam siri 1 penulisan
ini.
4.
Kerajaan Dan Bala Tentera
Iblis
Iblis selaku raja segala syaitan mempunyai bala tenteranya
untuk merosakan manusia. Hal ini adalah berdasarkan hadith berikut. Dari Jabir r.a. berkata: Rasulullah SAW
bersabda:
"Sesungguhnya
Iblis meletakkan singgahsananya di atas air, kemudian ia mengirim pasukannya.
Serendah-rendah mereka adalah yang paling besar dalam melakukan godaan atau
gangguan. Seorang dari mereka berkata, "Aku telah melakukan perkara ini
dan itu", maka berkata Iblis, "Kamu tidak melakukan apa-apa", Kemudian
seorang lagi datang dan berkata, "Aku tidak meninggalkannya (manusia)
sehingga aku pisahkan antara suami dan isterinya", Iblis berkata,
"Ya, kamulah (yang betul hebat)". (Riwayat Muslim)
Di dalam hadith yang lain Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
إِذَا أَصْبَحَ إِبْلِيسُ بَثَّ جُنُودَهَ
فَيَقُول: مَنْ أَضَلَّ مُسْلِمًا أَلْبَسْتُهُ التَّاجَ.
Pada
waktu pagi, iblis mengutus pasukan tenteranya seraya berkata:
“Sesiapa
yang berjaya menyesatkan seorang muslim
maka
aku akan memakaikan mahkota kepadanya.”
Dikeluarkan
oleh Ibn Hibban dan sanadnya dinilai sahih oleh Syu‘aib al-Arna’uth dalam
semakannya ke atas Shahih Ibn Hibban, hadis no: 6189 (Kitab
al-Tarikh, Bab permulaan penciptaan, berkenaan khabar iblis yang meletakkan
mahkota ke atas kepala tenteranya yang paling berjaya membuat fitnah
Allah Subhanahu
wa Ta'ala berfirman:
Dan
bertahap-tahaplah dalam memujuk sesiapa yang engkau dapat dengan suaramu;
dan
kerahlah penyokong-penyokongmu yang berkuda
serta
yang berjalan kaki… [al-Isra’
17:64]
5.
Iblis Menyamar Sebagai
Manusia, Takut Dan Lari Dari Tentera Allah swt.
Adalah direkod di dalam
beberapa kesempatan Iblis telah menyamar sebagai seorang lelaki.
Diantara kisah yang masyhur adalah pengelibatan Iblis di dalam peperangan
Badar.
Penyamarannya sebagai Suraqah bin Malik, bangsawan bani
Kinanah bukan sahaja bagi mencetuskan dan menyemarakkan api peperangan bahkan menyertai
barisan perang kafir Quraisy.
Namun si Iblis dan tenteranya telah lari tunggang langgang
meninggalkan medan pertempuran ketika hampir meletusnya pertempuran. Demikian
diterangkan sebagian mufassir berkaitan dengan firman Allah swt yang
menceritakan hal ini:
“Dan ketika syaitan menjadikan mereka
memandang baik pekerjaan mereka dan mengatakan: ‘Tidak ada seorang manusiapun
yang dapat menang terhadap kamu pada hari ini, dan sesungguhnya saya ini adalah
pelindungmu.’ Maka tatkala kedua pasukan itu telah dapat saling lihat melihat
(berhadapan), syaitan itu balik ke belakang seraya berkata: ‘Sesungguhnya saya
berlepas diri daripada kamu; sesungguhnya saya dapat melihat apa yang kamu
sekalian tidak dapat melihat; sesungguhnya saya takut kepada Allah.’ Dan Allah
sangat keras siksa-Nya.” (Al-Anfaal: 48)
Al-Imam Al-Qurthubi
rahimahullahu Ta’ala
menceritakan, diriwayatkan bahwa syaitan yang menyerupai sebagai Suraqah bin
Malik bin Ju’syum, dari Bani Bakr bin Kinanah yang ketika itu ditakuti Quraisy
kalau-kalau menyerang dari belakang. Adh-Dhahhak berkata: “Iblis datang kepada
mereka (pasukan musyrikin) pada peristiwa Badr membawa bendera dan sepasukan
tentaranya. Dia memberikan keyakinan kepada mereka bahwa mereka tidak akan
kalah, karena mereka berperang demi agama nenek moyang mereka.”
Ibnul Qayyim rahimahullahu
Ta’ala
menceritakan (Az-Zaad, 3/181):
“……
Ketika musuh Allah itu melihat tentara Allah turun dari langit, dia melarikan
diri berbalik ke belakang. Kaum musyrikin bertanya: “Hai Suraqah, mau ke mana?
Bukankah kau sudah mengatakan bahwa kau pelindung kami, tidak akan
meninggalkan kami?” Iblis menyahut: “Sungguh, aku melihat apa yang tidak
kalian lihat, saya takut kepada Allah, dan Allah sangat keras siksa-Nya.”
Di
dalam kitab Ar-Rahiq Al Makhtum mukasurat
315-316 , Syeikh Safiyyu Al-Rahman
Al-Mubarakfuri mencatatkan pengelibatan Iblis di dalam peperangan Badar : ”
Apabila ia(Iblis) melihat penglibatan para malaikat itu terhadap orang
Musyirikin,maka iapun melarikan diri berpatah kebelakang, tetapi dengan segera
al-Harith bin Hisham merangkul dan menahannya- kerana disangkanya Suraqah-,
tetapi Iblis terus menolak dadanya sehingga ia tercampak,kemudian Iblis
melarikan diri. Orang Musyirikin yang lain berkata kepadanya: “Kemana kamu
hendak pergi hai Suraqah? Bukankah kau sudah mengatakan bahwa kau pelindung
kami, tidak akan meninggalkan kami?” Iblis menjawab: “Sungguh, aku
melihat apa yang tidak kalian lihat, saya takut kepada Allah, dan Allah sangat
keras siksa-Nya.”Kemudian Iblis terus
melarikan dirinya dan terjun ke dalam Laut.
Ibnu Katsir, (2/386) : Dia benar ketika
mengatakan “saya melihat apa yang tidak kalian lihat”, tapi dusta ketika
mengatakan saya takut kepada Allah. Yang benar, dikatakan bahwa dia sebetulnya
takut kalau binasa di tangan tentara Allah tersebut. Inilah yang jelas.
Kisah-kisah di atas(pekara 5) memberikan maklumat kepada kita mengenai Iblis :
a) Boleh
menyamar dan memasuki spekturm boleh Nampak(rujuk juga tulisan saya mengenai
isu kemungkinan manusia melihat Jin).
b) Walaupun
kematian Iblis ditangguhkan tetapi si mala’un ini boleh ditakutkan dan dihalau.
Atau dengan kata lain Iblis boleh disakiti atau dicedarakan.
c) Laut
menjadi tempat Iblis melarikan diri.
6.
Iblis Berketurunan
Allah Subhanahu
wa Ta'ala berfirman:
Oleh itu, patutkah kamu hendak
menjadikan iblis dan keturunannya sebagai sahabat-sahabat karib yang menjadi
pemimpin selain daripada-Ku? [al-Kahf 18:50]
7.
Nabi Saw Diberi KeupayaanUntuk Menangkap
Iblis.
Abu Darda ra menerangkan
bahawa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bangun untuk
bersolat, lalu ketika sedang solat, baginda saw berkata:
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْكَ.
“Aku berlindung kepada Allah
dari engkau!”.
Kemudian baginda saw berkata:
أَلْعَنُكَ بِلَعْنَة اللَّهِ.
“Aku
melaknat engkau dengan laknat Allah!”.Sebanyak tiga kali, sambil menghulurkan
tangan seolah-olah ingin menangkap sesuatu.
Apabila
bagindasaw selesai solat, kami bertanya:
“Wahai
Rasulullah! Kami mendengar kamu berkata dalam solat sesuatu yang tidak pernah kami dengar kamu
memperkatakannya (ketika sedang
solat) dan kami melihat kamu menghulurkan tangan.”
Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam menjawab:
إِنَّ عَدُوَّ اللَّهِ إِبْلِيسَ جَاءَ بِشِهَابٍ
مِنْ نَارٍ لِيَجْعَلَهُ فِي وَجْهِي
فَقُلْتُ: أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْكَ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ.
ثُمَّ قُلْتُ: أَلْعَنُكَ بِلَعْنَةِ اللَّهِ
التَّامَّةِ فَلَمْ يَسْتَأْخِرْ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ أَرَدْتُ أَخْذَهُ
وَاللَّهِ لَوْلاَ دَعْوَةُ أَخِينَا سُلَيْمَانَ
لأَصْبَحَ مُوثَقًا يَلْعَبُ بِهِ وِلْدَانُ أَهْلِ الْمَدِينَةِ.
Sesungguhnya musuh Allah, yakni
iblis, datang dengan membawa api untuk
dilemparkan ke muka aku. Maka
aku mengucap: “Aku berlindung kepada Allah dari engkau!” tiga kali.
Kemudian aku mengucap: “Aku
melaknat engkau dengan laknat Allah!” akan tetapi dia tidak mengundur diri. Kemudian aku bermaksud untuk
menangkapnya.
Demi Allah! Jika bukanlah kerana
doa saudara kami Sulaiman nescaya ia akan terikat sehingga pagi dan dijadikan mainan anak-anak warga Madinah.
Dikeluarkan oleh Muslim dalam Shahihnya,
hadis no: 542 (Kitab al-Masajid…,
Bab boleh melaknat syaitan ketika sedang solat…)
Berdasarkan hadis di atas, Iblis
dan syaitan adalah satu makhluk yang
boleh ditangkap, dikurung dan diikat. Hanya dari sudut syari‘at tindakan
menangkap, mengurung dan mengikat makhluk jin dan syaitan tidak dibenarkan
disebabkan oleh doa Nabi Sulaiman ‘alahi salam yang telah
dikemukakan sebelum ini:
(Sulaiman berdoa): “Wahai Tuhanku!
Ampunkanlah kesilapanku dan
kurniakanlah kepadaku sebuah kerajaan yang tidak akan ada pada sesiapapun kemudian daripadaku; sesungguhnya Engkaulah yang sentiasa Melimpah
kurnia-Nya.” [Shad 38:35]
Bersambung
Insha Allah