Dari Siri Pertama(Dinasihatkan membaca siri pertama terlebih dahulu)
Kita sering memuji anak-anak yang comel sambil mencubit pipi lembutnya. “Comelnya dia”. Ditakuti tanpa disedari kita telah memudaratkan anak berkenaan dengan masalah ‘ain dengan izin Allah swt. Begitulah juga apabila kita melihat kereta atau rumah atau harta yang menimbulkan ketajuban samada milik sendiri atau milik orang lain. Jadi apa harus kita lakukan. Catatan siri ke dua, akan saya cuba huraikan.
Kita sering memuji anak-anak yang comel sambil mencubit pipi lembutnya. “Comelnya dia”. Ditakuti tanpa disedari kita telah memudaratkan anak berkenaan dengan masalah ‘ain dengan izin Allah swt. Begitulah juga apabila kita melihat kereta atau rumah atau harta yang menimbulkan ketajuban samada milik sendiri atau milik orang lain. Jadi apa harus kita lakukan. Catatan siri ke dua, akan saya cuba huraikan.
Seperti orang dewasa, bayi
yang baru lahir dan kanak-kanak sangat mudah terkena penyakit ‘ain. Apalagi
kalau bayi/anak itu mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki bayi/anak yang
lain, seperti kelucuannya,kecomelan ,kesehatannya, dan lain-lain yang
mengundang perhatian siapa saja yang melihatnya.
Adapun diantara tanda-tanda anak yang terkena pengaruh buruk ‘ain
adalah :
1.Tangisan yang luarbiasa yang tidak kunjung henti,kejang-kejang
tanpa sebab yang jelas, tidak mau menyusu kepada ibunya tanpa sebab yang jelas.
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْدَخَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَسَمِعَ صَوْتَ صَبِيٍّ يَبْكِي فَقَالَ مَا لِصَبِيِّكُمْ هَذَا
يَبْكِي فَهَلَّا اسْتَرْقَيْتُمْ لَهُ مِنْ الْعَيْنِ
Aisyah rodhiyallohu
anha berkata : “Suatu
ketika Nabi masuk (rumahnya) kemudian mendengar bayi sedang menangis.Beliau
berkata,”Mengapa bayi kalian menangis?Mengapa tidak kalian bacakan
ruqyah-ruqyah (supaya sembuh) dari penyakit ‘ain) (Shahihul jami’ 988 no.5662)
2. Keadaan tubuh
yang sangat kurus kering
عَنْ
جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِرَخَّصَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
لِآلِ حَزْمٍ فِي رُقْيَةِ الْحَيَّةِ وَقَالَ لِأَسْمَاءَ بِنْتِ عُمَيْسٍ مَا
لِي أَرَى أَجْسَامَ بَنِي أَخِي ضَارِعَةً تُصِيبُهُمْ الْحَاجَةُ قَالَتْ لَا
وَلَكِنْ الْعَيْنُ تُسْرِعُ إِلَيْهِمْ قَالَ ارْقِيهِمْ
Dari
Jabir rodhiyallohu anhu bahwa Rosululloh shollallohu
alaihi wa sallam memberi
rukhshoh (keringanan) bagi anak-anak Ja’far memakai bacaan ruqyah dari sengatan
ular. Beliau berkata kepada Asma’ binti Umais,”Mengapa aku lihat badan
anak-anak saudaraku ini kurus kering? Apakah mereka kelaparan?” Asma’ menjawab
: “tidak, akan tetapi mereka tertimpa ‘Ain.” Kata beliau,”Kalau begitu bacakan
ruqyah bagi mereka! (HR Muslim, Ahmad dan Baihaqi)
Sunnah bagi orang yang memandang takjub terhadap sesuatu :
Seperti yang telah dijelaskan di atas,bahwa penyakit ‘ain tidak
hanya disebabkan oleh orang yang iri dan dengki terhadap sesuatu yang
dipandangnya. bahkan setiap mata yang memandang takjub terhadap sesuatu dengan
izin Allah juga boleh menyebabkan pengaruh buruk ‘ain walaupun orang tersebut
tidak bermaksud menimpakan ‘ain. Bahkan ini terjadi pada para sahabat Nabi yang
sudah terkenal akan kebersihan hati mereka.
Adapun diantara sunnah ketika seseorang memandang takjub terhadap
sesuatu adalah :
1. Medoakan
keberkahan pada apa yang dilihatnya
Dari Amir
bin Robi’ah rodhiyallohu anhu :
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا
رَأَى أَحَدُكُمْ مِنْ أَخِيهِ أَوْ مِنْ نَفْسِهِ أَوْ مِنْ مَالِهِ مَا
يُعْجِبُهُ فَلْيُبَرِّكْهُ فَإِنَّ الْعَيْنَ حَقٌّ
Rosullulloh shollallohu
alaihi wa sallam bersabda
: “Jika salah seorang dari kalian melihat sesuatu yang menakjubkan dari
saudaranya, pada dirinya atau pada hartanya, maka doakan keberkahan padanya,
karena sesungguhnya penyakit ain itu haq (benar). (HR Ahmad).
Di antara
cara mendoakan keberkahan terhada apa yang dilihatnya adalah :
بَارَكَ اللَّهُ فِيهِ
‘Ya Alloh
Semoga Alloh memberikan berkah padanya”
اللَّهُمَّ بَارِكْعَلَيْهِ
“Ya Alloh
berkahilah atasnya”
اللَّهُمَّ بَارِكْلَهُ
“Ya Alloh
berkahilah baginya”
2. Hendaklah
mengucapkan :
مَا شَاءَ اللَّهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
“
Hal ini
berdasar firman Alloh dalam surat Al-Kahfi ayat 39. Imam Ibnu Katsir
menafsirkan ayat tersebut dengan mengatakan :”Ketika engkau masuk suatu kebun
dan kau merasa takjub akan keindahannya,mengapa engkau tidak memuji Allah swt
atas nikmat yang telah diberikan kepadamu seperti nikmat harta dan anak
keturunan yang tidak diberikan kepada selain engkau dan mengapa kamu tidak
mengucapkan masya’Allah la quwwata illa billah.
Besambung Insha Allah
Tiada ulasan :
Catat Ulasan